Pada Kamis, 22 Juni 2023, diantara para peserta yudisium Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponorogo, ada salah satu peserta yang menarik perhatian, yaitu Shobrina Yuan Azizah seorang mahasiswi spesial yang mengidap Cerebral palsy sejak lahir. Ia menjadi mahasiswa di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponorogo jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam pada tahun 2017.
Dengan kekurangan fisik yang ia miliki, Shobrina tidak patah semangat dalam menuntut ilmu, meskipun ada beberapa kendala yang dirasakan Shobrina pada awal perkuliahan dimana dia harus mengikuti perkuliahan di lantai dua gedung perkuliahan. Karena hal tersebut, orang tua Shobrina pun mengkomunikasikan dengan pihak kampus dimana akhirnya ia pun mendapatkan dispensasi kelas di lantai 1 yang pada saat itu proses pembelajaran masih dilakukan di kampus 1 IAIN Ponorogo.
Menurut ibu Shobrina yang mana beliau adalah seorang dokter gigi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Siman bahwa tidak banyak kendala yang dialami putrinya selama perkuliahan, hanya pada saat ia harus naik ke lantai 2 gedung perkuliahan dan ketika menulis saja. Namun selebihnya ia adalah anak yang mandiri dimana pada saat pembelajaran dikelas pun ia bisa mengikuti perkuliahan dengan baik.
Pada saat ujian semester, pihak kampus memberikan fasilitas pada Shobrina untuk bisa mengerjakan soal menggunakan laptop meskipun untuk durasi waktu tetap disamakan dengan teman lainnya.
Pada Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023 ini akhirnya Shobrina bisa menyelesaikan skripsi sampai pada tahap dinyatakan lulus ini. Shobrina tidak meminta bantuan dari orang tua maupun temannya, mulai dari ide judul skripsi sampai dengan penelitian murni dari tulisan ia sendiri. Shobrina mengambil lokasi penelitian di tempat dulu ia diterapi, yaitu Mitra Insan Mandiri Ponorogo, dengan obyek penelitian orang tua yang putra putrinya di tempat tersebut.
Orang tua Shobrina bercerita, jika Shobrina adalah anak yang periang dan mandiri. Shobrina adalah anak pertama (Kembar) dari pasangan dokter gigi bapak Yudi Wiyono yang bekerja di RS Aisiyah Ponorogo dan Ibu Anita Riswita dokter gigi dan juga Kepala Puskesmas Siman Ponorogo
Untuk keseharian dirumah shobrina bisa melakukan aktifitasnya dan kebutuhannya sendiri. seperti makan, mandi, memakai pakaian, dan aktifitas sehar-hari lainnya. Orang tua shobrina pernah bertanya, apakah ia merasa minder atau kecil hati?
Namun jawaban Shobrina sungguh mengejutkan, “saya nggak minder ma, lha wong saya sejak lahir memang gak bisa jalan, aku gak ngerasa rendah diri ma”
Memang shobrina ini bawaannya ceria dan periang, ucap ibu shobrina.
Terkadang memang terlihat ayah Shobrina mengajak bercanda, dan shobrina pun menanggapi dengan tertawa ceria.
Shobrina bisa tumbuh menjadi anak hebat seperti ini, pastinya karena support yang luar biasa dari kedua orang tua dan keluarga.
Sebagai penutup, motivasi dari shobrina untuk teman-teman pembaca, “saya selalu berusaha memperbaiki diri, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”.
Semoga kisah shobrina ini bisa menginspirasi kita semua agar lebih giat dalam menyelesaikan tugas dan menjalani kehidupan ini. (SS)
SEMUA BISA KULIAH! SEMUA BISA JADI SARJANA!