Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah sukses adakan Konferensi pada Selasa-Rabu, 29-30 Agustus 2023. Kegiatan ini adalah The Fuad’s Conference on Islamic Studies (FICOSIS) yang mengusung tema Discovering New Landscape of Islamic Studies. Konferensi ini dilaksanakan selama dua hari bertempat di Hotel Maesa Ponorogo dan dilakukan secara offline maupun online melalui Zoom dan Live Youtube.
Konferensi ilmiah ini bertaraf internasional karena menghadirkan pembicara dari Qatar University yaitu Dr. Badrane Benlahcene dan ada dua peserta dari Malaysia dan Nigeria. Peserta nasional juga meliputi berbagai wilayah nusantara seperti Universitas Solo, Padang, Yogyakarta, Cirebon, Aceh, dll. Selain itu FICOSIS tahun ini juga mengundang dua ppembicara dari Indonesia, yaitu Prof. Masdar Hilmy, Ph.D., dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Prof. Islah Gusmian, M.Ag. dari UIN Raden Mas Said Surakarta.
Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Dr. H. Ahmad Munir, M.Ag. menyampaikan bahwa saat ini manusia telah memasuki dunia tanpa batas yakni dengan adanya revolusi industri. Walaupun demikian kita harus belajar terkait perkembangan tersebut agar tidak tertinggal dengan infomasi. Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, harus difahami sesuai konteks zaman yang dihadapi. Sehinga islam dapat menjadi solusi bagi problematika kehidupan manusia modern. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa aktifitas ilmiah ini bukan sekedar rutinitas semata, tetapi dalam rangka untuk meningkatkan mutu kualitas ilmuwan.
Narasumber pertama, Prof. Masdar, menyampaikan materinya tentang kajian Islam, metodologi Islam, dan tantangan industri. Menurutnya untuk merespon perubahan-perubahan zaman kajian Islam masuk menjadi bagian dari kajian digital humanitis dan digital Islam masuk didalamnya. Sementara itu produk akademik merupakan hasil dari dialektika perubahan kebudayaan. Dengan adanya teknologi digital manusia menjadi rentan konflik. Salah satu sebabnya adalah terhambatnya produktifitas manusia, sehingga menimbulkan banyaknya tenaga pengangguran. Hasil produksi kebutuhan manusia dikerjakan oleh mesin-mesin dan alat-alat yang canggih. Akibat revolusi industri inilah yang kemudian tenaga manusia banyak tidak digunakan. Menurutnya untuk menyikapi hadirnya revolusi industri yakni dengan adanya digital Islam dalam studi.
Selanjutnya materi dari narasumber kedua, Prof. Islam Gusmian (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said Surakarta). Ia menyampaikan materinya dengan tema: Silang Budaya dan Transformasi Dalam Tafsir Al-Qur’an Jawa. Kemudian ia menjelaskan tentang literasi Islam di Jawa pada ke abad 15 hinga abad 19 yakni berupa serat-serat yang berisikan fikih, tasawuf, etika dan sebagainya. Misalnya Suluk Nasihat Syeikh Bari yang ditulis oleh sunan bonang pada tahun1465-1525 M, Suluk Syeikh Malaya, Suluk Linglung, dan Serat Cebolek. Kemudian Naskah Kajen, Serat Syeikh Nagbdul Salam yang ditulis oleh Raden Mas Wirakusuma, Naskah Kyai Mustaja, Serat Wulangreh yang ditulis oleh Pakubowono IV (1768-1820 M), dan Serat Wedhatama yang ditulis oleh Mangkunegara IV (1811-1881 M). Menurutnya dalam keragaman aksara tafsir al-Qur’an Jawa memiliki tiga corak sebagai berikut. Pertama, aksara carakan sebagai ciri khas masyarakat pedalaman. Kedua, aksara pegon sebagai ciri khas pesantren. Ketiga, aksara latin sebagai ciri masyarakat urban, kosmopolitan dan terbuka.
Selanjutnya adalah narasumber ketiga, Dr. Badran Ibnu Hasan (Univeritas Ibnu Khaldun, Pusat Kemanusiaan dan Ilmu-Ilmu Sosial, Qatar). Dalam materinya ia menyampaikan tentang Kajian interdisipliner ilmu Syariah; Sejarah, realitas dan prospek. Tujuan dari The Fuad’s Conference on Islamic Studies, Faculty of Ushuluddin, Adab and Dakwah adalah sebagai kegiatan rutin tahunan untuk meningkatkan mutu kualitas para dosen atau akademisi dalam berbagi ilmu pengetahuan dan penelitian bertaraf internasional.