Kuningan, Jawa Barat – Dua mahasiswa dari Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, yaitu Salma Fahriya Tsuraya dari Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) serta Chintia Maria Nur Faddillah dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), turut berpartisipasi dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama IV se-Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mulai tanggal 15 Juli hingga 25 Agustus 2024.
Acara pembukaan KKN Nusantara ini diselenggarakan pada Selasa (16/07/2024) di Pendopo Kabupaten Kuningan. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung menjadi tuan rumah untuk kegiatan ini. Hadir dalam acara tersebut Direktur Diktis Kementerian Agama (Kemenag), Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., yang secara resmi membuka KKN Nusantara Moderasi Beragama IV Se-Indonesia, serta sejumlah pejabat penting lainnya, seperti Plh. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jawa Barat, Dr. dr. H. Dodo Suhendar, MM., Pj. Bupati Kuningan, Dr. Drs. H. Raden Iip Hidajat, M.Pd., dan Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si.
KKN Nusantara Moderasi Beragama IV ini melibatkan mahasiswa dari 63 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di seluruh Indonesia. Selama 40 hari, mahasiswa peserta KKN akan melaksanakan pengabdian di Kecamatan Cigugur, yang terbagi menjadi enam kelurahan/desa, yaitu Desa Cisantana, Kelurahan Cigugur, Desa Cipari, Kelurahan Cileuleuy, Kelurahan Sukamulya, dan Desa Babakan Mulya.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., menekankan pentingnya KKN sebagai ajang belajar bagi mahasiswa, bukan sekadar ajang untuk mengajar atau menunjukkan keahlian. “Banyak sekali orang yang mengira KKN ini adalah saatnya di mana para mahasiswa melakukan sesuatu yang membuat mereka ditempatkan sebagai orang yang sok pintar, kemudian datang ke sebuah desa untuk mendidik orang-orang desa. Padahal, kita mengirim mahasiswa untuk belajar karena kehidupan itu jauh lebih kompleks daripada teori yang ada di lembaran buku,” ujar beliau.
Hal ini menjadi kesempatan berharga bagi kedua mahasiswa FUAD, tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang moderasi beragama, tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka dalam pengabdian kepada masyarakat. Partisipasi mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang nyata bagi masyarakat setempat, sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk turut aktif dalam kegiatan pengabdian serupa di masa yang akan datang. (Penulis Salma Fahriya Tsuraya)