Sabtu, 8 Oktober 2022. dalam rangka memperingati 1 Abad Prof. Dr. Sudjatmoko, Keluarga Besar Mangunarsan adakan sebuah diskusi dan bedah buku dengan tema “Menyelami Soedjatmoko & Geneologi Kultural Madiun Raya”. Narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Peter Carey (Sejarawan, Emeritus Fellow di Trinity College, Oxford & Guru Besar Tamu di FIB Universitas Indonesia) dan Akhlis Syamsal Qomar (Sejarawan & Penulis “Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta, Riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo sekitar 1779-1810”).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai komunitas pecinta sejarah, kelompok Periset Karavan Cendekia, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Kelompok Diskusi Soedjatmoko, Komunitas Historia Van Madioen (HVM), para guru sejarah, serta mahasiswa dan komunitas-komunitas lainnya. Kegiatan diskusi dan bedah buku ini bertempat di Ndalem Mangunarsan, Jl. Husni Thamrin, Balerejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Pada acara diskusi dan bedah buku ini dipimpin langsung oleh Widya Noventari (Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Sebelas Maret Solo) selaku moderator.
Prof. Peter Carey selaku narasumber pertama pada kesempatan ini menyampaikan tentang Trilogi Madiun Raya untuk menggali kembali sejarah Madiun. Ia mengutip kata-kata bijak dari salah seorang The Founding Fathers kita, Ir. Soekarno yang menyatakan bahwa, “Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar”. Kemudian ia menguraikan dua kekuatan penting penopang Kesultanan Yogyakarta sebagai sayap kanan dan sayap kirinya. Kedua kekuatan ini yaitu Brang Wetan (Madiun) dan Brang Kulon (Banyumas).
Setelah itu acara dilanjutkan oleh narasumber kedua, Akhlis Syamsal Qomar yang menyampaikan tentang Riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo III (1779-1810). Ia merupakan ayahanda dari Sentot Prawirodirjo (1807-1855) salah seorang Panglima Perang Pangeran Diponegoro dalam peristiwa Perang Jawa (1825-1830). Raden Ronggo Prawirodirjo III memiliki peran penting dalam Kesultanan Yogyakarta, dan seorang yang berani bersikap terbuka untuk melawan kolonial Belanda.
Kegiatan ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga acara. Pertama, Napak Tilas Trah Mangunarsan. Kedua, Bincang Literasi Sejarah Terbitan KPG dengan tema “Menggali Makna Historisitas Madiun Raya”. Ketiga, Peluncuran & Bincang Film “Soedjatmoko, Jejak Akar Kultural Leluhur”.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali kembali tentang sejarah Madiun. Karena Madiun memiliki peranan penting dalam percaturan sejarah lokal dan nasional seperti keterkaitannya dengan Kesultanan Yogyakarta maupun Kesultanan Surakarta. Dari Madiun inilah lahir tokoh-tokoh besar seperti Raden Ronggo Prawirodirjo, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mangunarso hingga Soedjatmoko. Mereka semuanya memiliki kontribusi yang luar biasa dalam membangun bangsa ini. Setelah itu acara diakhiri dengan photo bersama para narasumber.